clock

Puisi Alay
Semusim belukar bersemai duri
Kurajam jiwa dengan memendam rindu
yang kutinggalkan di batas palembang dan kilometer 36 Inderalaya
namun rupa dan siluetmu datang silih berganti
memenggal perih yang ingin kubasuh
sungguh luka ini dalam dan tak terganti waktu
karena belatinya patah di dalam
lalu kemana lagi jiwa ini kan menjauh
meski kurentang ribuan kilometer
dari takdir akanmu
karena dalam tidur pun kau membunuhku dengan
hadirmu
Aku hanya ingin mencinta Dia
Namun rinduku tak sempurna karena
belati yang kau tinggalkan masih menyisakan nyeri
Bagaimana mungkin Dia akan merengkuhku
Sementara zikirku masih teracuni namamu
Mungkin rinduku belum benar-benar kutinggalkan
Di perbatasan Palembang dan kilometer 36 Inderalaya
Karena diantara perihku,
aku masih mencari-cari arakan awan yang
pernah meneduhi kita
karena diantara derai air mataku
aku masih menyusuri waktu yang menjadi milik kita
karena diantara letihku
aku masih menunggu
percuma saja ku-delete namamu
dari contact list YM-ku
nanti juga kau bisa menyapa lewat wall Facebook-ku
bisa saja aku me-remove kamu
tapi apa gunanya besok juga kau akan follow Twitter-ku
itulah sebabnya tak juga kuganti panggilan sayangmu di HP-ku
itulah sebabnya tak juga kubuang fotomu dari dompetku
percuma saja
percuma
percuma
di zaman blackberry kamu seperti energi
tak bisa diciptakan tak bisa dimusnahkan
kamu adalah keberadaan itu sendiri
menghapus gambarmu dari ingatan pun sia-sia belaka
sebab setiap ruas jalan dan jengkal ruang kota ini telanjur menyimpan jejakmu
Langganan:
Postingan (Atom)